Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Al-Husna
Berita  

Indahnya Perintis Bukan Pewari

Berjuang dan memulai sesuatu dari nol ini tidaklah mudah. Namun percayalah, keberhasilanmu akan lebih memuaskan dari pada melanjutkan.

Ada sebuah pepatah mengatakan “perintis bukan pewaris” hal ini tentu lebih membahagiakan dan menentramkan hati.

Ada sebuah kalam hikmah yang bisa dijadikan motivasi bagi kita, yang berbunyi:

اَلْفَضْلُ لِلْمُبْتَدِيْ وَإِنْ أَحْسَنَ اْلمُقْتَدِيْ

“keutamaan tetap berada pada perintis, walapun para penerusnya mengembangkan dengan lebih baik”.

Untuk itu, perlu bagi kita selalu mencari motivasi dan Inspirasi hidup dari alam semesta se isinya.

Setiap manusia diberi waktu yang sama oleh Allah SWT, sama-sama diberi 24 jam dalam sehari. Tapi kenapa yang didapatkan setiap orang itu beda-beda?

Misalnya ada orang yang masuk sekolah atau kuliah dalam satu angkatan, Namun ada yang lulus tepat waktu, Ada juga yang belum selesai-selesai.

Ada orang yang memulai bisnis yang sama dengan waktu yang sama dan modal yang sama tetapi hasilnya tidak sama.

Ada santri baru, sama-sama masuk pondok pesantren yang sama, program yang di ambil juga sama, yakni Tahfizh. Namun hasilnya berbeda-beda.

Pertanyaannya, kenapa hal itu bisa terjadi?

Mungkin karena setiap manusia tidak mulai sesuatu pada titik yang sama. Ada yang terlahir sebagai anak orang kaya jadi dia tidak pernah ada masalah keuangan.

Ada juga yang terlahir dari keluarga kekurangan, sehingga dia harus berjuang untuk bisa makan.

Bila sebagai santri….ada yang orang tuanya muallaf atau belum belum pernah nyantri sebelumnya.

Kita tidak bisa memilih untuk terlahir dari orang tua yang mana dan seperti apa?

Kita sama sekali tidak bisa memilih itu karena itu mutlak hak preogatif Allah SWT.

Namun, apapun itu jangan dijadikan alasan untuk kalah dari orang lain. Kalau mereka mulai dari titik teratas sedangkan kamu harus mulai dari nol.

Jangan pernah menyesali sesuatu yang terjadi di luar kendali kita. Berdamai lah dengan diri sendiri, terimalah itu semua dan respon kejadian itu dengan positif dan selalu Husnudhon kepada Allah SWT.

Waktu kita sama-sama 24 jam tapi yang membedakannya adalah orang sukses memanfaatkan waktunya.
Sedangkan orang gagal menyia-nyiakan waktunya.

Untuk sukses kamu tidak perlu mengalahkan orang lain, kalahkan saja dirimu yang kemarin.

Jangan menganggap diri kita kurang dan orang lain lebih. Karena manusia diciptakan dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Sebagaimana Ali bin Abi Thalib karramallâhu wajhah memotivasi kita semua dengan ungkapannya:

لَيْسَ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَِبيْ،
وَلـٰكِنَّ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ هٰـأَنَاذَا

“Sesungguhnya pemuda itu ialah yang berani berkata inilah diriku, dan bukanlah pemuda itu yang berkata inilah ayahku”.

Kemuliaan dan kehebatan seorang anak sebenarnya bukan karena kehebatan dan kejayaan orang tuanya. Tidak ada jaminan anak kyai akan menjadi ulama dan juga anak seorang yang terpandang akan terhormat di sisi manusia.

Karena sejatinya, seorang pemuda adalah mereka yang berani mengatakan kepada khalayak inilah saya, inilah hasil dan prestasi saya, bukan mengatakan inilah bapak saya, inilah kehebatan bapak saya.

kitab Ta’lim al-Muta’allim” juga memotivasi kita, bahwa:

فَكَمْ عَبْـدٍ يَقُوْمُ مَقَـامَ حُرٍّ * وَكَمْ حُرٍّ يَقُوْمُ مَقَـامَ عَبْـدٍ

“Betapa banyak anak orang biasa menjadi mulia (karena ketekunannya). Namun, banyak juga anak orang mulia menjadi hina (karena kemalasannya)”.

Dari kedua syair tersebut kita dapat mengambil pelajaran ukuran mulia dan hina seorang pemuda bukan ditentukan oleh ayah ataupun keturunannya.

Namun, ukuran kesuksesan pemuda/seseorang bukan dilihat keberhasilan ayahnya dalam mengelola suatu hal. Melainkan ukuran kesuksesan adalah ketekunan dan semangat yang tinggi dari orang tersebut.

والله اعلم بالصواب

Mulai Chat
1
Butuh bantuan? Hubungi kami
PPTQ Al-Husna
Assalamualaikum wr.wb.
Selamat datang di PPTQ Al-Husna
Ada yang bisa kami bantu?
Jangan lupa Simpan nomor ini supaya kamu makin mudah mendapat informasi dari kami.
Exit mobile version