Ekspresi cinta kepada Nabi Muhammad saw diwujudkan dengan berbagai macam bentuk oleh umat Islam. Di antara yang lazim ditemui adalah menggelar acara Maulid Nabi di bulan Rabiul Awwal bahkan di luar bulan tersebut. Kegiatan Maulid Nabi dirayakan dengan suka cinta dengan pembacaan shalawat, mauidzah hasanah, dzikir, dan juga sedekah.
Kecintaan kepada Nabi Muhammad ini terus ditanamkan Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Husna Bukit Rajawali Pringsewu KH Abdul Hamid kepada para santri melalui sebuah tradisi unik yakni Tabungan Maulid Nabi. Tabungan ini adalah menabung uang yang khusus diperuntukkan bagi penyelenggaraan Maulid Nabi sebagai wahana menanamkan cinta pada Nabi dan sedekah.
Awalnya Tabungan maulid ini hanya inisiatif pribadi dan dilakukan sendiri oleh pengasuh pesantren tersebut yakni KH Abdul Hamid. Ia melakukan ini karena memiliki keinginan kuat untuk terus menggelar peringatan Maulid Nabi setiap tahunnya di pesantrennya. Ia tidak mematok harus sekian rupiah memasukkan uang dalam tabungan tersebut. Namun, tabungan diisi sesuai dengan kemampuan dan rezeki yang didapat di setiap saat.
“Awal saya nabung, saya tulis ditabungan target dana yang ingin dicapai. Alhamdulillah dari awal sampai dengan tabungan keempat, hasil tabungan melebihi target,” ungkapnya saat kegiatan Unboxing Tabungan Maulid Nabi di Aula Pesantren Al Husna pada Ahad (9/10/2022).
Ia merinci di awal tabungan, ia mendapat 9 juta rupiah dan periode kedua mendapat Rp9,6 juta. Di periode ketiga ia menargetkan hasil tabungan sebesar Rp12 juta, namun setelah dibuka mendapatkan Rp14,6 juta. Dan pada tahun ini, ia mengaku menargetkan Rp15 juta dan setelah dibuka ternyata mendapatkan Rp19.275.000.
“Semua hasil tabungan ini digunakan khusus untuk perayaan Maulid,” tegasnya saat membuka tabungan yang diiringi Shalawat Nabi para santri yang hadir.
Pada tahun ini, hasil Tabungan Maulid digunakan untuk memberi bingkisan pada hafidz dan hafidzah yang tergabung dalam Jamiyyatul Qurra wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) sebanyak 35 orang. Selain itu dialokasikan juga untuk beberapa item seperti memberi baju untuk 17 kiai dan habaib, memberi baju untuk 12 pekerja bangunan pondok, dan mempersiapkan pernak pernik peringatan maulid.
Selain itu dana tersebut digunakan untuk perlengkapan kegiatan seperti konsumsi, tenda, dan peralatan sound system.
“Hasil Tabungan itu juga digunakan untuk membeli 240 butir telur dan bendera kecil untuk marhabanan, yang di antaranya ada 19 bendera menggunakan uang 100 ribu,” katanya sambil menjelaskan makna angka-angka tersebut dan harapan-harapannya.
Untuk lebih memasyarakatkan tradisi ini, ia kemudian meneruskannya kepada santrinya. Ia mengingatkan agar para santri ikhlas dalam menabung sebagai wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad saw.
Pewarta: Muhammad Faizin