Pondok Pesantren sudah lama sekali menjadi bagian integral dari budaya pendidikan Indonesia dengan fokus pada karakter dan pendalaman agama. Namun, perkembangan zaman menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana orang tua seharusnya terlibat dalam kehidupan anak di pondok pesantren.
Pentingnya orang tua menitipkan anaknya di pondok pesantren, mengingat dan melihat fakta bawah zaman sekarang dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat secara besar-besaran, hal itu telah merubah hampir seluruh aktivitas kehidupan manusia.
Dengan cepatnya globalisasi itu, norma yang diturunkan oleh para salafus saleh dan para ulama kini sudah banyak ditinggalkan.
Kemaksiatan ada di mana-mana, pergaulan tak mengenal batas, dan terjadi di kalangan remaja yang masih labil. Bahkan hal seperti itu sudah dianggap wajar oleh sebagian kalangan masyarakat.
Sebagai orang tua, pastinya tak ingin anaknya terjerumus dalam jurang masa depan yang suram. Orang tua ingin sekali melihat anaknya sukses baik dunia maupun akhirat, berbakti kepadanya, Bangsa dan Negaranya.
Salah satu cara yang tepat, saat ini hanyalah minitipkan anaknya d pondok pesantren, pondok pesantren mampu mendidik dan mengembleng dhohir bathin anaknya agar sesuai dengan harapan kedua orangtuanya.
Namun ada hal lain yang menjadi problem bagi para orang tua, yakni tidak “BETAH” di pondok pesantren.
Istilah “BETAH” dalam kamus KBBI ada 2 makna, pertama tahan mengalami suatu penderitaan (keadaan yang tidak menyenangkan);
Kedua merasa senang (berdiam atau tinggal di suatu tempat).Kata “BETAH” sama hurufnya dengan kata “HEBAT”, maksudnya bila seorang anak atau santri ingin menjadi HEBAT harus BETAH dulu dengan kondisi yang ada di pondok pesantren, terlebih Carol dwick dalam bukunya The New psycologi of succes mengingatkan pada kita, selaku orang tua bahwa “hadiah terpenting dan ter indah dari orang tua pada anak-anaknya adalah TANTANGAN. Semua kebiasaan yang ada di pondok pesantren merupakan TANTANGAN bagi semua anak atau santri, karena semua serba di lakukan sendiri tanpa orang tua.
Berikut ini ada salah satu amalan dari Abah Guru Sekumpul Kalimantan Selatan, agar anak atau santri betah di pondok pesantren:
Caranya:
@pertama membaca tawasul fatihah kepada:
-Pengasuh pondok
-Leluhur anak itu
-Ibu kandung anak@kedua Ambil tanah rumah (tanah tempat nanam puser baturnya anak),
@ketiga kemudian tanah tersebut bacakan kalimat dibawah ini sebanyak 111 x :
لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِDan kalimat ini 41 x :
وَلَهُ مَا سَكَنَ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ.Di bawah ini merupakan Slogan PPTQ Al-Husna Bukit Raja Wali Podomoro-Pringsewu-Lampung
Bismillah Janji BETAH oleh Barokah
Bismillah Janji Istiqomah oleh Karomah
Mondok sak sekolah lan kuliahe.